Miaw part 1

Hallo namaku miaw,
kalian pasti berpikir majikanku tidak kreatif memberikanku nama semacam itu.
Bukan salah mereka sih sebenernya, dulu, aku punya majikan. Ketika aku kecil aku sangat disayang. Namun mantan majikanku itu memutuskan untuk membeli kucing 'bule' baru.
Perhatian majikanku itu pun tersita oleh 'saudara' baruku itu. Makanannya disediakan khusus, beda denganku yang setiap harinya makan ikan dr pasar. Perawatannya pun sangat spesial, kadang dia dibawa pergi majikanku naik kendaraan berasap aneh, dan pulang dalam keadaan wangi, bersih, dan cantik.
Mungkin karena bannyaknya biaya yang dikeluarkan, dan karena tidak memerlukanku lagi, aku merasa sangat kesepian. Sampai pada suatu hari aku senang sekali diajak pergi jauh menaiki kendaraan berasap aneh itu. Saat aku sedang sibuk bermain di taman, tiba-tiba aku menyadari bahwa mantan majikanku sudah menghilang.. Aku kebingungan. Aku mencari jalan pulang dengan mengandalkan indra penciumanku dan instingku. Namun jalan terlalu jauh dan aku tersesat.
Aku percaya majikanku akan datang menjemputku. Kutunggu berhari-hari..
Sampai akhirnya aku sadar bahwa aku telah dibuang..
Aku tetap harus bertahan hidup. Aku harus tetap bertahan dengan keadaan apapun.
Aku pun menjadi kucing liar. Mencari makanan di sida-sisa pembuangan, terkadang ada manusia baik yang memberikanku makanan, namun ada pula yang tak segan-segan menyakitiku.. menendang.. memukul.. karena mereka memang membenci bangsaku.
Aku juga harus hati-hati agar tidak memasuki wilayah kekuasaan kucing lain. Cuaca pun tidak bisa diajak kompromi. Kehidupan di luar begitu kerasnya sampai-sampai untuk tidur tenang pun aku tak bisa. Badanku semakin lama semakin kurus dan buluku menjadi tidak terawat.
Sampai pada malam berhujan itu, aku yang kedinginan dan sangat kelaparan menyelinap naik ke lantai dua sebuah rumah tua yang besar. Aku kelaparan.. dingin.. tak kuasa ku tahan tangisanku..
Tiba-tiba datang seorang laki-laki menghampiriku. Insting awalku adalah lari. Namun ada sesuatu dalam mata pria ini yang membuatku terdiam. Dia mulai membelaiku perlahan dan memberikanku sepotong roti susu. Walaupun aku tidak begitu menyukai roti, aku memakannya dengan lahap karena kelaparan. Masih belum cukup. Aku pun mengikuti laki-laki tadi ke tempatnya. Disana ada seorang wanita sebayanya yang kegirangan melihatku. Aku tak perduli, yang penting mereka memberiku tambahan roti.
Sampai akhirnya aku kekenyangan.. dan disana hangat.. Wanita itu mulai menggaruki belakang telingaku, sudah lama aku tidak merasakan kedamaian seperti itu.. aku jatuh tertidur..
-to be continued-